Kapal yang membawa aktivis lingkungan terkemuka, Greta Thunberg (22), bersama 11 aktivis lainnya, telah ditangkap oleh pasukan Israel. Insiden ini dikonfirmasi langsung oleh Pemerintah Israel.
Kementerian Luar Negeri Israel melalui Telegram menyatakan bahwa kapal tersebut, yang berlayar dengan tujuan mencapai Gaza, diambil alih oleh Israel sebelum tiba di garis pantai. Mereka merilis pernyataan yang bernada meremehkan, menyebutnya sebagai “kapal pesiar swafoto para selebriti” yang “menuju pantai Israel dengan selamat.” Pihak kementerian juga menambahkan bahwa “penumpang diharapkan kembali ke negara masing-masing.”
Lebih lanjut, Kemlu Israel menegaskan bahwa semua penumpang kapal dalam keadaan selamat dan tidak terluka setelah penangkapan. Mereka bahkan menyatakan bahwa para aktivis “diberi roti lapis dan air,” seraya menutup pernyataan mereka dengan kalimat tegas: “Pertunjukan berakhir.”
Misi pelayaran Greta Thunberg dan para aktivis ini, termasuk anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan, merupakan misi kemanusiaan. Mereka berencana mengirimkan bantuan simbolis serta meningkatkan kesadaran internasional terhadap krisis kemanusiaan yang mendalam di Gaza, yang telah lama menghadapi blokade Israel. Para aktivis tersebut menaiki kapal Madleen, yang dioperasikan oleh Koalisi Freedom Flotilla yang dikenal pro-Palestina.
Namun, Rima Hassan mengklaim melalui unggahan di X (sebelumnya Twitter) bahwa “semua awak Freedom Flotilla ditangkap oleh pasukan Israel di perairan internasional sekitar pukul 02.00 malam.” Sebuah foto yang beredar menunjukkan para awak kapal duduk di dalam kapal mengenakan jaket penyelamat dengan tangan terangkat ke atas, mengindikasikan penangkapan.
Bantuan yang dibawa oleh Greta Thunberg dan 11 aktivis ini mencakup beras dan susu formula. Namun, Kemlu Israel menyatakan bahwa “sejumlah kecil bantuan ditemukan di kapal dan tidak dikonsumsi oleh selebriti itu akan dibawa ke Gaza lewat saluran kemanusiaan yang sebenarnya,” mengisyaratkan bahwa bantuan kemanusiaan tersebut tidak signifikan dan akan disalurkan melalui jalur resmi Israel.
Menanggapi misi ini, Menteri Pertahanan Israel Katz telah memerintahkan militer untuk secara tegas mencegah kapal Madleen mencapai Gaza pada Minggu (8/6). Ia menyebut misi yang dilakukan oleh Greta Thunberg dan para aktivis lainnya sebagai upaya propaganda yang jelas-jelas bertujuan untuk mendukung Hamas, bukan misi kemanusiaan sejati.
Di sisi lain, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina, Francesca Albanese, secara terbuka mendukung operasi yang dilakukan oleh Koalisi Freedom Flotilla. Ia mendesak kapal-kapal lain untuk berani menentang blokade yang dilakukan Israel terhadap Gaza. “Perjalanan Madleen mungkin berakhir, tapi misi belum selesai,” kata Albanese dalam unggahan di X. Ia menambahkan seruan yang kuat, “Setiap pelabuhan Mediterania harus mengirim kapal dengan bantuan dan solidaritas untuk Gaza.”